Minggu, 21 Maret 2010

LEBIH DARI SEKEDAR KATA

Telaah Filipi 2:12-18

Anda mungkin pernah mendengar ungkapan seperti ini, “memang lidah tak bertulang”. NATO, Not Action Talk Only (tidak ada tindakan cuma omong doang), dan GATOTKACA (Gagal Total Kakean Cangkem alias banyak omong). Adapun yang menjadi intisari dari ungkapan-ungkapan di atas adalah betapa perlunya kita memiliki kemampuan untuk mewujudkan kata-kata kita di dalam sebuah tindakan nyata. Lakukan, Lebih dari sekedar kata, agar engkau bercahaya seperti bintang-bintang di dunia! (Fil.2:15). Kata-kata yang diwujudkan dalam tindakan akan memberikan pengaruh positif bagi dunia atau lingkungan kita. Hal-hal apa saja yang dapat memampukan kita untuk bertindak?

1. Bertindaklah, tanpa Bergantung pada seorang Pemimpin

Paulus menasehati jemaat yang ada di Filipi agar tetap berjuang membangun kehidupan rohaninya tanpa bergantung kepadanya. “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir” (Fil.2:12). Kecenderungan seseorang kalau bekerja ingin dilihat, terutama dilihat oleh pemimpin. Ke gereja karena pengen dilihat oleh pembimbing rohaninya atau aktif melayani kalau ada pendetanya. Oleh sebab itu, ada istilah ABS, Asal Bapak Senang. Bagaimana saya bekerja atau melayani bisa bikin seseorang senang bukannya Bapa di Sorga yang disenangkan.

Apa artinya mengerjakan keselamatan? Kata mengerjakan keselamatan sangat penting, karena kita harus mengerjakan keselamatan dan bukan mempertahankan keselamatan. Dari seluruh ayat Firman Allah, tidak ada satu ayatpun yang mengatakan agar mempertahankan keselamatan. Mengapa? Karena keselamatan itu tidak perlu dipertahankan. Bedanya mempertahankan keselamatan dan mengerjakan keselamatan adalah jika mempertahankan, berarti keselamatan bisa hilang. Alkitab tidak memerintahkan kita untuk mempertahankan keselamatan, tetapi mengerjakan keselamatan. Kita mengerjakan keselamatan karena kita sudah memiliki keselamatan dan itu harus dikerjakan sesudah kita memperolehnya, yang berarti keselamatan belum selesai sampai akhir. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan tetapi karena anugerah oleh iman. Namun iman dan anugerah yang benar, akan membawa kita mengerjakan keselamatan itu. Perbuatan tidak menyelamatkan, sebab yang menyelamatkan adalah Kristus, melalui iman kita percaya kepadaNya, tetapi iman yang benar akan menghasilkan perbuatan. Orang yang tidak menghasilkan perbuatan tidak mempunyai iman yang benar. Ungkapan ‘kerjakan’ (Fil.2:12) dalam bahasa Yunaninya ‘katergazesthai’ yang berarti ‘mengerjakan sampai semuanya selesai’. ‘Kerjakan keselamatan’ bukan berarti ‘bekerja untuk selamat’. Karena jemaat di Filipi adalah orang-orang kudus, artinya sudah diselamatkan (Fil.1:1), karena mereka percaya kepada Tuhan Yesus. Maksud dari nasehat Paulus adalah jangan berhenti di tengah jalan, berjalanlah terus sampai karya keselamatan terwujud lengkap di dalam kamu. Jadi, kehidupan kita memiliki potensi yang luar biasa dan Allah ingin menolong kita untuk dapat memanfaatkan potensi itu. Hidup kekristenan kita merupakan tanggungjawab pribadi masing-masing, artinya kita ikut Tuhan bukan karena orang lain yang membuat kita rohani. Untuk itu kita mesti mengerjakan keselamatan dengan berbagai proses. Karena kita memiliki benih keselamatan di dalam diri kita, sebagai jaminan dari iman kita. Jikalau kita adalah orang benar, maka kerjakanlah perbuatan orang benar. Jika kita adalah orang kudus, maka kerjakanlah perbuatan orang kudus. Jika kita adalah orang yang berhati baik, maka kerjakanlah perbuatan-perbuatan baik. Karena dari benihlah kita menghasilkan buah, itulah yang disebut dengan mengerjakan keselamatanmu. Seperti ulat harus mengalami proses terus menerus untuk menjadi kupu-kupu yang indah, dari benih menghasilkan buah. Kalau ulat tersebut mencoba berubah tetapi ia tidak bisa berubah berarti benih itu palsu. Benih yang benar akan maju terus hingga menjadi buah. Jadi jika orang Kristen sudah mendapatkan keselamatan tapi tidak pernah mengerjakan keselamatan berarti benihnya palsu.

“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (Fil.2:13). Ungkapan ‘mengerjakan’ dan ‘pekerjaan’ dalam bahasa Yunaninya ‘energein’ yang berarti ‘tindakan yang efektif’. Ikut Tuhan harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, bukan karena seorang pendeta. ‘Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu’ (ayat 13) memberikan pengertian bahwa tindakan Allah tidak dapat dihambat atau setengah jalan, tindakan itu harus benar-benar efektif dengan lengkap dan penuh. Begitulah cara kerja Allah. Bergantunglah sepenuhnya kepada Allah (cf.Yer.17:5-8). Prinsip: Allah harus bekerja di dalam kita lebih dahulu sebelum Ia dapat bekerja melalui kita.

2. Bertindak dengan tidak Bersungut-sungut dan Berbantah-bantahan.

Paulus berkata,”Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan” (Fil.2:14). Ungkapan ‘bersungut-sungut’ (bhs.Yunani: goggusmos), kalau dilafalkan ‘gongusomos’ yang menggambarkan suara orang banyak yang sedang bergumam dengan nada yang bersifat mengancam, yang menyingkapkan ketidakpuasan karena mereka tidak mempercayai para pemimpin mereka, adanya pemberontakan. Ungkapan ‘berbantah-bantahan’ (bhs.Yunani: dialogismos), menggambarkan pertengkaran dan keraguan yang tidak berguna dan kadang-kadang jahat.

Kebenaran ini akan mengontrol kita sehingga kita tak gampang bersungut-sungut. Kalau kita memperhatikan generasi Kaleb dan Yosua sungguh-sungguh sangat menyedihkan di mana mereka tak dapat menikmati Tanah Perjanjian (Kanaan) yang sudah dijanjikan oleh Allah sejak Abraham. Mengapa? Karena bersungut-sungut, seharusnya mereka lebih percaya kepada Allah yang sudah memakai Musa yang sudah menuntun mereka keluar dari Mesir. Kalau kita biarkan persungutan tersebut menguasai hidup kita maka ujung-ujungnya adalah pemberontakan. Kasus Korah, Datan dan Abiram beserta 250 orang yang memberontak kepada Musa dan Harun (Bil.16:1-3) dapat menjadi contoh yang baik bagi kita, dimana akhir hidupnya sangat menyedihkan, Allah menghukum mereka dengan membelah tanah yang menelan mereka hingga mati (Bil.16:29-35). Bekerjalah dan layanilah bukan karena seseorang tetapi karena Tuhan (Kol.3:23). Tuhan tahu persis apa yang sedang kita lakukan!

3. Bertindak dengan Tidak Takut Untuk Berkorban.

“……. Aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban….” (Fil.2:16-17). Ungkapan ‘bersusah-susah’ (bhs.Yunani: kopian) yang berarti ‘bekerja sekeras-kerasnya hingga kehabisan tenaga’. Paulus, tokoh yang harus menjadi teladan kita. Kalau kita mau jujur berapa sih banyaknya tenaga atau partisipasi yang kita keluarkan untuk Tuhan? Tentu belum seperti Paulus. Dedikasinya sungguh patut kita ikuti. Kondisi tubuhnya tidak sehat bahkan ia sedang dipenjara. Namun beliau tak terkondisi oleh sikon yang sedang dialaminya. Bahkan ia tetap bersukacita (Fil.2:17-18). Kitab Filipi bisa dikatakan kitab sukacita, karena kata ini diulang beberapa kali. Kerinduan Paulus adalah bagaimana menjadikan hidupnya suatu pengorbanan bagi Tuhan. Bagaimana dengan kita?

HASIL DARI TINDAKAN (Fil.2:15)

1. Tiada Beraib (amemptos), seperti apakah orang Kristen di dunia ini. Artinya, hidupnya begitu murni sehingga tidak ada orang yang menemukan kesalahan.

2. Tiada Bernoda (akeraios), seperti apakah orang Kristen bagi dirinya sendiri. Artinya, tidak bercampur atau tidak tercemar. Motivasinya betul-betul tidak tercampur.

3. Tidak Bercela (amomos), seperti apakah orang Kristen di hadapan Allah. Artinya, berkaitan dengan korban-korban yang layak untuk dipersembahkan di mezbah Tuhan.

4. Bercahaya (fosteres), kata ini seperti kisah penciptaan benda penerang (matahari atau bulan) yang ditempatkan Allah di cakrawala untuk memberikan terang kepada bumi. Terang seperti itulah yang seharusnya memancar di dalam hidup orang Kristen di tengah bangsa yang bengkok hatinya dan yang sesat ini.

2 komentar:

Pisteuo mengatakan...

Nice Om..

Oya, semisal kita punya talenta atau sebut saja keahlian. Itu harus kita "pendam" sampai "ketahuan" atau kita beritahu orang lain ya Om??
Kan, ada istilah SALE YOUR SELF.

Salam

Derta

Della, Nathania mengatakan...

Hallo Om Henoch apa kabar ? Bersyukur bisa baca tulisan Om..diingatkan kembali tentang mengerjakan keselamatan. Saya dulu jemaat di Ngesrep sewaktu kuliah di Semarang..Tuhan berkati.

Posting Komentar